Jumat, 23 Oktober 2009

Selamat Jalan Ibu




Ibu Boediardjo

Apa yang Tuhan rencanakan dan inginkan hanya Dia sendiri yang tahu. Tak satu manusiapun bisa menerka. Pun pertemuan saya dengan almarhum Ibu Boediardjo. Tak pernah saya sangka bahwa itu menjadi cerita pertemuan kami yang terakhir.

Malam itu di tengah hembusan keceriaan pesta ulang tahun saya yang disiapkan oleh keluarga dan sahabat-sahabat, Ibu Boediardjo menyempatkan diri untuk datang dengan menggunakan kursi roda. Sebagai orang yang sudah saya anggap Ibu, saya pun mencium kaki dan pipi beliau. Ibu Boediardjo memang tak banyak bicara sepanjang malam itu. Tapi tatapan matanya sungguh “dalam”. Bahkan sampai saya mengantarkannya ke mobil untuk pulang,

Ibu Boediardjo tetap diam. Beliau hanya mewakilkan semua perasaannya lewat tatapan mata yang menyiratkan banyak makna. Sampai akhirnya berita kepulangan Beliau menghadap Tuhan menjelaskan semua arti dari kalimat tak bersuaranya. Selamat jalan Ibu…

Perjalananmu, adalah langkah untuk mengingatkan mereka yang lupa. Termasuk saya. Bahwa ada banyak hal yang harus kita lakukan dan selesaikan sebagai tanggung jawab sekaligus bekal menuju dunia hakiki yang sekarang Ibu masuki.


2 komentar:

arteambull mengatakan...

ikut prihatin mas...

arteambull mengatakan...

turut derdukacita mas...