Jumat, 03 April 2009

Puri Misteri

Foto by: Darwis Triadi

Prasasti Nisan


Jika kita memasuki daerah pekuburan dan melayangkan pandangan pada kuburan-kuburan yang tersusun rapi, maka kita akan mendapati keheningan dan sunyi berkepanjangan. Tak terdengar sedikitpun suara, meski banyak yang tinggal disitu.

Bagian muka Museum Taman Prasasti boleh saja tertutup jejeran bajaj yang mangkal di Jl. Tanah Abang 1, Jakarta Pusat. Tapi yang namanya panggilan hati, tak bisalah mengingkari bisikan keindahan pemakaman bergaya Eropa yang ada di baliknya. Begitu melewati pagar, langsung terlihat perubahan suasana. Wangi semerbak bunga khas makam mulai tercium.

Dengan beragam pohon pelindung yang tumbuh di sana sini, ada kenyamanan tersendiri yang terasa. Selaintentunya kekaguman atas nilai artistik dan sejarahnya. Museum Prasasti ini menempati bekas lahan pemakaman orang Belanda. Pemakaman bernama Kebon Jahe Kober ini, pada masa kolonial luas seluruhnya 5,5 hektar. Dibangun pada tahun 1795 sebagai pengganti pemakaman yang telah penuh dan berlokasi di samping Gereja Nieuwe Hollandse Kerk (Sekarang gedung Museum Wayang).

Di tempat ini, tak kurang dari 1.409 koleksi prasasti tersimpan dengan beragam jenis. Salah satunya prasasti berbentuk nisan. Koleksinya yang berbau-bau kematian membuat Museum Taman Prasasti ini punya daya tarik sendiri. Mirip-mirip wahana rumah hantu ala taman hiburan. Secara keseluruhan, Museum Prasasti mengoleksi nisan sejak abad ke-17 sampai abad ke-19.

Mengenal prasasti tiada lain adalah mengenal hasil karya para perancang, pelukis dan pemahat berbakat yang dituangkan sebagai perwujudan dari ungkapan yang dalam dari pemesan atau penggunanya. Prasasti tiada lain wujud dari ungkapan perasaan. Goresan motif dan ornamen pada pahatan prasasti nisan seolah dapat bercerita tentang perasaan seseorang tentang saat ditinggal oleh kerabatnya menemui sang pencipta.

Beberapa nama dan tokoh, antara lain: DR. W.F Stutterheim, seorang ahli purbakala yang banyak melakukan penelitian dan penulisan tentang benda-benda purbakala Indonesia peninggalan jaman Hindu dan Budha; D.R H.F. Rool, pencetus gagasan dan pendiri STOVIA (Sekolah Tinggi Dokter Indonesia) yang merupakan cikal bakal berdirinya Fakultas Kedokteran Indonesia; Olivia Mariamne Raffles, istri Thomas Stamford Raffles (Gubenur Jenderal Hindia Belanda, yang meninggal di Buitenzorg (Bogor) dalam usia 43.

Secara keseluruhan koleksi Museum Prasasti berupa nisan tokoh-tokoh yang dimakamkan di tempat itu maupun yang dipindahkan dari tempat lain. Museum itu juga menampilkan miniatur makam dari berbagai provinsi di Indonesia.

Di tempat berbeda, tepatnya di Surabaya Jawa Timur, juga terdapat makam kuno Belanda yang terletak di desa kawasan kampung Peneleh. Makam yang didirikan sekitar abad ke-18 ini identik dengan Surabaya. Konon makam ini juga merupakan salah satu makam tertua di Jawa Timur.

Lahan makam seluas 4,5 hektare itu adalah peninggalan zaman colonial. Areal itu mulai dibuka menjadi pemakaman pada tahun 1812. Makam yang tergolong bonafide ini diperuntukkan kalangan pemerintah Hindia Belanda waktu itu. Beberapa perwira militer dan pejabat pemerintah Hindia Belanda menempati pemakaman itu yang ditutup pada 1955.

Kuburan-kuburan yang berjejer rapat, sementara dahulu mereka tinggal berjauhan, tidak saling mengenal antara satu dengan lainnya. Ada anak kecil yang masih menyusui, ada orang kaya, ada juga orang yang tak punya. Ada orang yang tua renta, dan ada pula anak muda. Namun, apakah gerangan yang terjadi pada mereka? Banyak diantara kita tidak mengetahui misteri didalam puri ini.

Tidak ada komentar: