Rabu, 22 April 2009

Tak Ada Patokan Baku


Foto by: Darwis Triadi
Akulturasi Budaya

Ada kalanya tren mengarah pada satu keseragaman. Akan tetapi itu bukan satu alasan untuk tidak menghadirkan sesuatu yang baru kepada masyarakat.


Wanita dan busana adalah sebuah kombinasi yang sempurna untuk menebarkan pesona. Pahatan ragawiahnya bak sejuta inspirasi bagi mereka yang mampu melihatnya. Dan inilah yang dilihat oleh Milo untuk menata garis rancangannya. Tampilan gadis-gadis Bali sangat menggugah hatinya untuk menyiapkan baju-baju yang tak hanya membalut eksotikanya. Tetapi juga mengeluarkan aura kecantikannya. Semua unsur nan multikultur coba dipadupadankannya. Mulai dari wajah klasik eropa, budaya santun ketimuran hingga sapuan pop art yang kental.


Tapi secara keseluruhan Milo tetap menyandarkan semua hasil kreasinya pada tema batik Indonesia. Batik sebagai kain yang dihasilkan oleh filosofi timur lebih ditonjolkan detailnya dengan pandangan berbeda dengan sentuhan sederhana dan anggun. Aroma feminisme juga masih tersemat rapi dan elegan. Kombinasi rancangan yang lurus dan ramping, menguatkan kesan lembut. Kehadiran permainan tekstil yang tidak saling menumpuk menjadi harmonisasi baru dengan aliran tone indah. Bentuk minimalis dengan potongan lebih sederhana bermakna sangat besar.


Keberanian memadukan beragam kultur dilakukan Milo dengan tetap mengedepankan unsur keserasian. Sehingga tak nampak tabrakan budaya yang tak terkendali. Tabrakan itu justru memperkaya karena motif dipulasnya secara dinamis lewat pemilihan corak warna yang terang. Memang untuk mencapai keindahan sekaligus keserasian yang seimbang diperlukan keberanian dan sedikit kenekatan. Tentu saja sebuah kenekatan yang terukur dan tak sembarangan. Pencampuran warna lebih dibiarkan mengalir dan tak ada patokan percampuran warna yang baku.


Meski tidak mengarahkan rancangannya pada golongan tertentu. Baju rancangannya secara tidak langsung lebih menunjuk pada kaum wanita yang open minded yang sedikit mengerti atau begitu paham dengan seni. Baju-baju ini akan membuat wanita-wanita ini berpenampilan lain di lingkungannya yang mungkin konservatif dalam berbusana. Sehingga pada akhirnya karya busana yang baik tak hanya indah secara estetika tetapi juga menyamankan pemakainya.


Tidak ada komentar: