Rabu, 29 April 2009

Tamara Bleszynski


Foto by: Darwis Triadi


Perjuangkan Hak Perempuan


Profesionalitasnya sebagai model ditunjukkan Tamara tanpa ada secuil rasa canggung. Di sela-sela pemotretan, ia sempat mengungkapkan obsesinya tentang pemberdayaan perempuan. Kenapa memangnya perempuan Indonesia?


Sesekali tawa Tamara Bleszynski lepas. Perempuan pemilik nama lengkap Tamara Nathalia Christina Mayawati Bleszynski, tampak begitu rileks saat melakukan pemotretan cover majalah Prioritas BCA (edisi 13 November-Desember 2006).


Hubungan professional antara model dan fotografer memang sudah terjalin lama diantara mereka. Pemotretan sore hari itu seolah membangkitkan kenangan lama mereka. “Wah, sudah berapa kali ya saya dipotret Mas Darwis? Sedari kecil saya sudah dipotret Mas Darwis sih,” kenang wanita kelahiran Jakarta, 29 Mei 1974 ini.


“Kami memiliki kesamaan chemistry. Dia dapat menangkap mood, my tough. Tak hanya melulu beauty face, Action of the movement. Karakter yang kuat dapat muncul. Merasa nyaman dan energi mengalir dengan baik,” papar Tamara panjang lebar menjelaskan.


Tamara mengaku tidak mempersiapkan konsep sebelum pemotretan. Biarlah berjalan apa adanya. “Just at the moment,” katanya. Sama halnya dengan Tamara menjalankan profesinya di bidang entertainment.


Model iklan dan pemain sinetron ini mengaku tak pernah memasang target ke depan. Karena terkadang jika terlalu ambisius, lanjut perempuan blasteran Polandia-Sunda yang sempat kuliah di Australia itu, merasa hidupnya menjadi tidak bebas.


Oleh karena alasan itulah, ibu satu anak yang memiliki multibakat ini mungkin tak pernah khawatir dengan munculnya model dan bintang-bintang baru. Kehadiran para model dan pemain sintetron muda sekarang ini, menurut Tamara memiliki bakat dan ketrampilan yang luar biasa. Itu merupakan circle of life. “We can not avoid that,” ujarnya singkat.


Kendati demikian, kehadiran pemain baru memacu semangatnya untuk terus berkreasi. Namun, dia sendiri punya rancana untuk bergabung dengan organisasi sosial yang bergerak pada bidang pemberdayaan perempuan.


“Sekarang ini sebagian besar perempuan Indonesia mengalami ketidakadilan gender,” ujar Tamara. Perempuan cenderung menjadi korban sistem dan eksploitasi. Dia juga sempat mengkritik pers Indonesia yang dinilainya terkadang kebablasan dalam pemberitaan. Emansipasi perempuan masih terus diperjuangkan. “Saya akan bergerak ke arah sana,” tandasnya mantap.


Ketika ditanya kapan realisasinya, Tamara menjawab ringan. “As soon as possible,” katanya singkat. “Saya masih mencari organiasi yang tepat sehingga dapat mewadahi aspirasai saya,” lanjutnya. Apabila rencana itu terwujud, bukan tak mungkin akan membawa Tamara terjun ke dunia politik.


Politik dalam arti kata, sambung Tamara, memperjuangkan hak-hak perempuan. Setelah syuting sinetron selesai, dia akan benar-benar terjun di organisasi sosial tersebut. Sebab, sambung Tamara, tidak mungkin dilakukan tanggung-tanggung.Tamara yang pernah dinobatkan sebagai Duta Baca 2005 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia ini juga punya rencana lain yaitu, memiliki sebuah restoran. Tempatnya memang belum ditentukan.


Soal menu, Tamara memperkirakan akan menyajikan menu internasional. Maklum saja, sejak kecil ia dibesarkan di lingkungan restoran yang didirikan ayahnya berdarah Polandia. Tak ayal, Tamara kecil kerapkali membantu bahkan sempat mencicipi bagaimana rasanya menjadi waitress.


Tawa renyahnya kembali lepas. Gigi putihnya terlihat berbaris rapih. Lesung pipinya bertambah dalam.


Rias wajah dan rambut: Gusnaldi, Busana: Deden Siswanto

1 komentar:

Nowmenta mengatakan...

Kalo 2 'IDOLAKU' berkolaborasi ... beginilah jadinya ... Luar Biasa !! foto2 Tamara Bleszynski yang di Jepret Mas Darwis q koleksi ...